Beranda | Artikel
Jadilah Pejuang di Jalan Allah
Senin, 7 Februari 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Maududi Abdullah

Jadilah Pejuang di Jalan Allah adalah kajian tematik yang disampaikan oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc. Hafidzahullah pada Sabtu, 3 Rajab 1443 H / 5 Februari 2022 M.

Jadilah Pejuang di Jalan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, jikalau kalian menolong Allah niscaya Allah Tabaraka wa Ta’ala pasti akan menolong kalian dan akan mengokohkan kaki-kaki kalian.” (QS. Muhammad[47]: 7)

Maksud “mengokohkan kaki” adalah agar tetap berada di atas kebenaran di dunia, alam barzakh, dan akhirat.

Di dalam ayat yang mulia ini Allah Tabaraka wa Ta’ala menyuruh manusia untuk menolong Allah. Dan kalimat “menolong Allah” langsung bisa dipahami maksudnya adalah berjuang untuk menegakkan agama Allah. Bukan menolong Allah seperti menolong makhluk. Karena sesuatu yang sangat difahami bahwa Allah tak butuh pertolongan siapapun.

Yang sering ditanyakan kepada kita adalah bagaimana praktek menolong agama Allah? Maka jawabnya adalah kembalikan kepada kaum yang sudah direkomendasi menolong agama Allah, yaitu Muhajirin dan Anshar. Kalau ingin tahu bagaimana menolong agama Allah adalah bagaimana para sahabat Muhajirin dan Anshar menolong agama Allah, seperti itulah menolong agama Allah yang benar.

Para sahabat yang jelas-jelas menolong agama Allah mulai dari awal kota Mekkah dan Madinah, sampai Rasul kita tercinta Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggalkan umatnya untuk menghadap Allah Tabaraka wa Ta’ala. Dan bersama merekalah Rasul kita tercinta Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegakkan agama Allah di permukaan bumi ini.

Awal daripada sifat sang penolong agama Allah dan para pejuang-pejuang Allah adalah jujur.

1. Jujur

Jujur adalah sifat pertama kalau Anda ingin menjadi pejuang agama Allah. Para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di hadapan mereka ada dua pilihan, yaitu mengucapkan syahadat dengan penuh kejujuran dan berjalan di atas konsekuensi syahadat atau tidak mengucapkan kalimat itu dan memendamnya di dalam hati dan tetap berada diatas agama nenek moyang. Dan inilah kondisi fase Mekkah.

Oleh karena itu divase Mekkah hanya ada dua kelompok manusia, yaitu mukminun dan kafirun, tidak ada munafiqun di tengah-tengah mereka. Yang berani mengucapkan syahadat adalah orang-orang jujur, yang ketika berani mengucapkannya berani menanggung resiko dan konsekuensi pahit dari berani mengucapkan syahadat.

Maka para shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam para pejuang agama Allah, semua mereka orang yang jujur, orang yang tidak pernah berdusta. Sebanyak itu para sahabat Nabi, sebanyak itu para pejuang Islam bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak ditemukan mereka sengaja satu kali berdusta.

Maka kalau ingin berjuang untuk agama Allah, masing-masing kita introspeksi diri dengan kejujuran kita. Para pendusta jangan pernah mengira dirinya pejuang agama Allah.

Ketika kita berjuang ingin menegakkan agama Allah, jadilah orang yang jujur. Dan Allah menyuruh kita untuk menjadi orang yang jujur. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan jadilah kalian orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah[9]: 119)

2. Berkorban dan Berjuang

Sifat sahabat yang sangat dominan berikutnya adalah berkorban dan berjuang. Allah Tabaraka wa Ta’ala abadikan di dalam Al-Qur’an surah Al-Hasyr:

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ‎﴿٨﴾‏ وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ‎﴿٩﴾

“(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr[59]: 8-9)

Inilah perjuangan dan pengorbanan Muhajirin yang sangat hebat. Meninggalkan kampung halaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, meninggalkan Mekkah menuju Madinah.

Kalau ingin berjuang menegakkan agama Allah, maka agama ini adalah agama perjuangan dan pengorbanan. Kalau tidak sanggup untuk berkorban dan berjuang, maka jangan berbaris dalam barisan pejuang.

Untuk agama Allah, Anda harus berbicara dengan dirimu dengan cara: “Apa yang bisa saya berikan kepada agama Allah” bukan “Saya dapat apa dari agama Allah?”

3. Berkasih sayang

Sifat berikutnya adalah berkasih sayang sesama orang yang sedang berjuang menegakkan agama Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Rasul Allah, dan orang-orang yang bersama dengannya tegas kepada orang-orang kuffar, berkasih sayang sesama mereka…” (QS. Al-Fath[48]: 29)

Di dalam perjuangan terlalu banyak rintangan, apatah lagi berjuang menegakkan agama Allah. Di dalam Al-Qur’an Allah telah bercerita banyak bahwa pejuang-pejuang agama Allah menemukan rintangan-rintangan hebat. Lihat rintangan-rintangan yang mereka hadapi. Cacian, makian, pengejaran ingin dibunuh, bahkan sebagian para Nabi dibunuh.

Rintangan-rintangan ini pasti akan menghadang di jalan dakwah itu. Oleh karena itu kita butuh untuk saling berkasih sayang sesama kita agar rintangan-rintangan berat itu terasa tidak terlalu berat. Rintangan berat itu terobati dengan persaudaraan sesama mukmin.

Beratnya rintangan yang ditakdirkan oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala dari orang-orang yang tidak suka tegaknya sunnah jangan diperberat dan diperparah dengan hilangnya cinta dan kasih sayang sesama kita. Sudah cukuplah rintangan-rintangan yang mereka buat itu sebagai rintangan-rintangan dakwah jangan diperkeruh dengan perseteruan sesama. Kita butuh saling bergandengan tangan, butuh saling sayang menyayangi, saling memberikan kalimat-kalimat hiburan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ…

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu…” (QS. Al-Hujurat[49]: 10)

Dan itu juga yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam perintahkan:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Permisalan orang mukmin dalam saling mencintai/merahmati/mengayomi sesama mereka bagaikan satu tubuh, kalau ada yang sakit satu maka yang lain ikut merasakan kepedihan itu, sehingga yang lainnya tak bisa tidur dan demam panas.” (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ

“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya.” (HR. Muslim)

Lihat juga: Hadits Arbain Ke 35 – Semua Muslim Bersaudara

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه

“Tak beriman kalian sampai kalian cintai untuk saudara kalian apa yang kalian cintai untuk diri kalian sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihat juga: Hadits Arbain Ke 13 – Hadits Tentang Cinta Dan Kesempurnaan Iman

Wahai para pejuang, ingatlah bahwa ketika Anda berjuang menegakkan agama Allah ini, sebenarnya Anda berjuang menegakkan kemuliaan dirimu sendiri. Kalau Anda jujur dan benar-benar berjuang, Anda sedang meningkatkan derajatmu di sisi Allah, tidak ada yang lain daripada itu.

Bagaimana kajian lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51363-jadilah-pejuang-di-jalan-allah/